AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR ADALAH POROS ISLAM

 

Pagi ini Sabtu 3 November 2018, INDOSIAR menayangkan Prof. Quraisy Shihab yang menyatakan: POROS ISLAM adalah Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Dengan begitu ummat Islam senantiasa dinamis dalam dua hal tersebut. Aktif setiap hari melakukan dua hal : Amar Ma’ruf dan atau Nahi Munkar.

.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Surat Ali ‘Imran 110)

.

Dalam ayat lain Allah berfirman: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ ۖ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Surat Al-Ma’idah 105)

.

عَنْ اَبِى اُمَيَّةَ الشَّعْبَانِيّ، قَالَ: سَأَلْتُ اَبَا ثَعْلَبَةَ اْلخُشَنِيَّ فَقُلْتُ: يَا اَبَا ثَعْلَبَةَ، كَيْفَ تَقُوْلُ فِى هذِهِ اْلايَةِ عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ. قَالَ: اَمَا وَ اللهِ لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْهَا خَبِيْرًا سَأَلْتُ عَنْهَا رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: بَلْ اِئْتَمِرُوْا بِاْلمَعْرُوْفِ وَ تَنَاهَوْا عَنِ اْلمُنْكَرِ حَتَّى اِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَ هَوًى مُتَّبَعًا وَ دُنْيَا مُؤْثَرَةً فَاِعْجَابَ كُلّ ذِى رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ يَعْنِى بِنَفْسِكَ وَ دَعْ عَنْكَ اْلعَوَامَّ، فَاِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ اَيَّامَ الصَّبْرِ. الصَّبْرُ فِيْهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى اْلجَمْرِ، لِلْعَامِلِ فِيْهِمْ مِثْلُ اَجْرِ خَمْسِيْنَ رَجُلاً يَعْمَلُوْنَ مِثْلَ عَمَلِهِ. وَ زَادَانِى غَيْرُهُ. يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْهُمْ؟ قَالَ: اَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْكُمْ. ابو داود

Dari Abu Umayyah Asy-Syabaniy, ia berkata: Saya pernah bertanya kepada Abu Tsalabah, aku bertanya, Hai Abu Tsalabah, bagaimana pendapatmu tentang ayat alaikum anfusakum ?  Al-Maaidah : 105. Ia berkata, Demi Allah, sungguh kamu menanyakan sesuatu yang aku pernah menanyakannya kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, Tetapi hendaklah kalian amar maruf dan nahi munkar, sehingga apabila kamu melihat kebakhilan dithaati, hawa nafsu diikuti, keduniaan telah mewarnai, dan orang bangga dengan pendapatnya, maka wajib atasmu (menjaga dirimu), tinggalkanlah keumuman orang, karena akan datang di belakang kalian hari-hari keshabaran. Shabar pada waktu itu seperti orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan (amar maruf nahi munkar) di tengah-tengah mereka pada hari itu akan mendapat pahala lima puluh orang yang beramal seperti dia. Perawi berkata: Dan menambahkan kepadaku selain dia, ia berkata, Ya Rasulullah, apakah pahala lima puluh orang dari mereka?. Beliau menjawab, Pahala lima puluh orang dari kalian. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 123]

.

Maka muslim senantiasa menjaga diri-diri mereka dengan perbuatan amar ma’ruf dan atau nahi munkar.

.

Abu Bakar radhiallahu anhu berdiri di hadapan khayalak, setelah memuji Allah ia pun menyeru orang-orang di hadapannya: “Wahai manusia sekalian, sesungguhnya kalian telah membaca ‘Ya ayyuhalladzina amanu… alaikum anfusakum…’. Dan kalian meletakan ayat itu bukan pada pemahaman yang tepat. Maka, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Sungguh, jika ada orang yang melihat sebuah kemungkaran dan ia tidak mencegahnya, hampir saja Allah akan menimpakan hukuman itu kepada orang-orang yang di sekelilingnya’.”

.

Semakin tinggi kekuasaan seorang muslim untuk amar ma’ruf nahi munkar maka semakin mulia kedudukannya sebagai umat pilihan. Semakin sering beramar ma’ruf semakin tinggai derajatnya.

إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُ النَّاسِ أَقْرَؤُهُمْ وَأَتْقَاهُمْ وَآمَرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَأَنْهَاهُمْ عَنْ الْمُنْكَرِ وَأَوْصَلُهُمْ لِلرَّحِمِ 

Seorang laki-laki menghadap Rasul Shallallahu alaihi wa sallam tatkala berada di atas mimbar. Orang itu bertanya: “Wahai Rasul manusia seperti apakah yang terbaik itu?” Rasul bersabda: “Manusia terbaik adalah yang paling baik dalam membaca al-Qur`an, yang paling taqwa, paling bagus amar ma’ruf, paling banyak nahy munkar, dan baik dalam menjalin silaturahimnya. (Hr. Ahmad). Dan dalam riwayat lain ada tambahan أفْقهُهُم فِي دين الله paling faham dalam agama Allah.

.

Rasul bersabda:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ  

…. Barangsiapa yang melihat kemunkaran hendaklah mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu maka hendaklah dengan lisannya. Jika tidak mampu hendaklah dengan hatinya. Namun yang terakhir ini adalah orang yang paling lemah imannya. (HR Muslim, Abu Daud, dan al-Tirmidzi). 

 

  1. https://mta.or.id/islam-menjadi-asing-kembali/
  2. http://aminrois.blogspot.com/2016/05/alaikum-anfusakum-dalil-untuk-careless.html 
  3. http://saifuddinasm.com/2013/05/01/ali-imran110-umat-terpilih/

 

 

 

Tinggalkan komentar